Sabtu, 14 Januari 2017

Warna Wanita: Catatan Hitam Wanita



CATATAN HITAM WANITA


Sekian lama wanita terkurung dalam pedihnya kehidupan, saat itu wanita tak layak dipandang sebagai makhluk ciptaan-Nya oleh sebagian besar lelaki, seakan lelakilah menjadi penguasa kehidupan ini, bahkan perbuatannya melampaui batas perbuatan Tuhannya.
Wanita, jauh sebelumnya pernah dianggap bukan manusia, dianggap sebagai sampah kehidupan, mereka disiksa, dibunuh, bahkan ada yang belum sempat menikmati karunia-Nya namun dengan sadis mereka dikubur hidup-hidup. wanita pernah menjadi makhluk yang jauh lebih hina jika dibandingkan dengan daun pisang, jauh lebih sengsara daripada tanah yang tiap hari diinjak.
Wanita, sebelumnya pernah terkubur jauh ke dalam dunia kehiniaan, tidak ada yang mengharapkanya untuk lahir, jikalau pun terlahir maka mereka dibunuh dengan sadisnya, dan jikalau pun mereka dewasa, maka hanya menjadi pelampiasan nafsuh untuk kaum lelaki saja, tidak lebih dari itu.
Wanita, jauh sebelumnya, kehadiranya tidak mempengaruhi kaum lelaki, bahkan para wanita hanya menjadi budak persembahan, dipakai jika dibutuhkan kemudian dibuang setelahnya.
Kemudian, dengan izin Tuhannya, seorang lelaki dengan rasa kepeduliannya mengangkat derajat wanita, lelaki yang dari sekian banyak makhluk ciptaannya memerdukan suaranya menyambut makhluk wanita, kemudian menyebarkannya ke penjuru dunia. Lelaki yang dengannya wanita bisa bersandar pilu saat hanya air mata yang mampu membahasakan lukanya.
Entah itu keinginan lelaki, atau pun ini semua adalah keinginan Tuhan, yang  terpenting bahwa wanita telah dianggap sebagai makhluk hidup yang layak di perlakukan dengan baik. Lelaki membuatnya terpedaya, dan membuatnya tahu arti kehidupan ini.
Sekian lama, setelah wanita telah berhak mendapatkan kehidupannya, setelah wanita bisa menjadi figur kehidupannya sendiri, kini wanita bahkan menjadi pemandu kehidupan bagi lelaki. lelaki yang dulunya menjadi raja bagi wanita-wanita, namun kini alurnya berubah seribu persen, wanita telah berhasil membuat lelaki tak berdaya, bahkan lelaki rela kehilangan segalanya dan melakukan apapun demi makhluk yang bernama wanita.
Tidakkah kalian menyadari bahwa kehidupan sekarang berubah? dimana lelaki dengan kasih sayangnya mengangkat derajat wanita, namun bukan kasih sayang menjadi balasannya, tetapi dengan tega wanita menghancurkan derajat lelaki. apa yang akan dilakukan dengan kenyataan ini? bukankah sejarah mencatat karena lelaki wanita bisa hidup berdampingan dengannya?, haruskah kita menyalahkan sejarah agar kehidupan lelaki tidak hina berlarut-larut?.
Berlebihan jika sepenuhnya menyalahkan wanita, karena lelakilah yang memegang figur utama kebangkitan para wanita, namun lelaki juga tak bisa sepenuhnya disalahkan karena mereka hanya menjadi perantara atas kehendak Tuhannya. Mungkin ada hal yang terlupakan dalam sejarah kebangkitan derajat wanita, ada hal yang terlupakan tatkala lelaki hendak memanjakan wanita. Apapun itu, Tuhan yang memilihkan semua ini, dan Tuhan tahu apa yang terbaik untuk ciptaan-Nya.

. . . . .
Lanjut ke Warna Wanita berikutnya....



(Terima kasih karena telah membaca, untuk lebih lengkap, tulisan ini termuat dalam sebuah Novel berjudul Warna Wanita)

Related Posts

Warna Wanita: Catatan Hitam Wanita
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.