PERGESERAN
ZAMAN
dampak Dan Solusi
1.
Dampak Negatif Pergeseran Zaman Pada Akhlak Remaja Makassar
Pergeseran
zaman menggiring perubahan akhlak remaja, dari segi agama maupun akhlak, baik
itu semakin meningkatnya kualitas ataupun tercemarnya akhlak remaja dengan
perubahan yang dihadapinya.
Contoh: Semakin minimnya rasa kebanggaan kepada budaya Siri’ na
pacce oleh sebagian remaja Makassar, yang dulunya budaya itu di junjung
tinggi, namun kini bukan hanya tidak dijunjung bahkan tidak sedikit remaja
telah menginjak-injak budaya tersebut. Kita lihat saja remaja menanggapai
pergaulan, dulu nenek kita sangat menjaga harkat dan martabat keluarga dengan
tidak melakukan—sebagai contoh—pacaran[1]
(bahkan pergaulan bebas dengan orang lain), karena hal yang demikian dianggapnya
hanya akan menimbulkan fitnah bagi masyarakat. Namun, baik pacaran maupun
pergaulan bebas itu nampaknya menjadi tren bagi masa remaja sekarang.
Bahkan tidak sedikit orang yang tidak memiliki pasangan ‘pacar’ dianggap
ketinggalan zaman dan tidak laku. Dari pergaulan itu akan tersirat pernyataan
mengabaikan budaya Siri’ na Pacce yang senantiasa menjaga rasa malu
dalam bertindak hal-hal ‘yang ditakutkan berdampak fitnah’.
2.
Solusi Dalam Menanggapi Pergeseran Zaman
Pertama
yang perlu menjadi catatan penting kita, bahwa al-Qur’an senantiasa menjadi
petunjuk bagi seluruh umat manusia, apalagi umat islam. Umat Islam bisa
menerima, baik sebagian atau seluruhnya, unsur-unsur dan nilai-nilai budaya
luar yang dinilai positif dan selaras dengan prinsip dan nilai-nilai Islam.
Umat Islam harus menolak, baik sebagian maupun seluruhnya, elemen-elemen dan
nilai-nilai budaya luar yang dipandang negatif dan tidak sesuai dengan doktrin
dan etika Islam.
Sikap
menerima terhadap budaya luar hendaknya diikuti oleh sikap untuk menyeleksi
(memilih), yakni hanya bersedia menerima elemen-elemen dan nilai-nilai
kebudayaan yang dibenarkan oleh Islam. Dengan sikap menyeleksi ini maka jati
diri dan identitas umat Islam dapat terpelihara dan terletarikan di
tengah-tengah pergulatan arus budaya luar.
Pada
dasarnya, semua perilaku diatas telah diintruksikan oleh al-Qur’an di wahyu
pertama, yakni surah al-Alaq ayat 1-5. Di sana (QS. al-Alaq) memerintahkan kita
untuk melakukan ‘pembacaan’ terhadap seluruhnya, baik itu ayat-ayat al-Qur’an,
diri sendiri, maupun lingkungan, termasuk pergeseran yang terus terjadi untuk
masa rejama.
Kita
tidak boleh terlalu kaku dalam memahami sesuatu permasalahan, tetapi harus
‘membaca’ lebih jauh tentang masalah itu, agar tindakan yang kita lakukan bisa
menjawab permasalahan yang dihadapi. Dengan begitu, diharap kepada remaja mampu
menjawab dengan baik persoalan yang dihadapinya bahkan mampu menjadi garda
penggubah masa global menjadi sebuah potensi kebaikan baik untuk dirinya,
maupun untuk orang lain, baik secara vertikal (sesama makhluk) maupun
horizontal (pada Tuhan).
[1]
Pacaran; bukan tidak boleh, tetapi timbulnya ‘fitnah’ untuk masa remaja
biasanya terjadi pada dunia pacaran.
PERGESERAN ZAMAN, dampak dan solusinya.
4/
5
Oleh
Unknown